Gerak Cepat, Liz Truss Langsung Isi Kabinetnya Setelah jadi Perdana Menteri Inggris

VICTORYNEWS SUMBA TIMUR - Setelah resmi menjadi Perdana Menteri Inggris menggantikan Boris Johnson, Liz Truss langsung bergerak cepat dengan melakukan pengisian kabinetnya.

Susunan kabinet mantan Menteri Luar Negeri Inggris ini sedikit memberikan kejutan bagi dunia perpolitikan Inggris sendiri.

Sebab Ketua Partai Konservatif ini melakukan sejumlah pembeda termasuk dengan mengangkat orang kulit hitam untuk menjadi menteri dibawah pemerintahannya.

Baca Juga: Ini 30 Pemain yang Diboyong Shin Tae-yong ke Surabaya untuk Hadapi Kualifikasi Piala AFC U-20

Bahkan untuk posisi-posisi penting, Liz Truss lebih memilih mengangkat kaum perempuan untuk mengisinya dibandingkan mengisinya dengan kaum laki-laki.

Sebagaimana dikutip sumbatimur.victorynews.id dari Pikiran-Rakyat.com Rabu (7/9/2022) dengan judul 'Kabinet Liz Truss Cetak Sejarah, Dunia Politik Inggris Mulai Kejar Keberagaman,' Liz Truss menunjuk Kwasi Kwarteng, sebagai Menteri Keuangan Inggris pertama yang berkulit hitam.

Orangtua Kwasi Kwarteng merupakan imigran yang datang dari Ghana pada 1960-silam.

Baca Juga: Kalahkan Walakiri FC, Ndapayami FC Kokoh di Puncak Grup A, Langkah Kalamba FC Kian Berat

Kemudian, James Cleverly juga ditunjuk oleh Liz Truss menjadi kulit hitam pertama yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris. Ibu James Cleverly berasal dari Sierra Leone, negara di Afrika. Sementara itu ayahnya berkulit putih.

James Cleverly pernah mengungkapkan, dirinya merupakan korban perundungan karena anak percampuran.

Ia juga mengatakan, Partai Konservatif harus melakukan upaya lebih untuk menarik lebih banyak suara dari orang kulit hitam.

Baca Juga: Wow BPS Punya Pojok Statistik Pertama di Jawa Barat, Ini Lokasinya

Selanjutnya, Suella Braverman menjadi anggota kabinet lainnya yang ditunjuk Liz Truss untuk menduduki posisi Menteri Dalam Negeri. Orangtua Braverman merupakan imigran dari Mauritius dan Kenya sekira tahun 1960-an.

Meningkatnya keberagaman dalam pemerintahan Inggris ini berkat upaya Partai Konservatif untuk mengajukan kandidat parlemen yang lebih beragam dalam beberapa tahun ke belakang.

Baca Juga: Kasihan Tuchel Sempat Bawa Chelsea Juara UCL, Eh Sekarang Dipecat