Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTT di Peringkat 33, Ternyata Ini Alasannya

- Jumat, 21 Oktober 2022 | 14:25 WIB
Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati menyebut pertumbuhan ekonomi NTT masih rendah dibanding pertumbuhan secara nasional.  (VICTORYNEWS SUMBA TIMUR/FRENGKY KEBAN )
Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati menyebut pertumbuhan ekonomi NTT masih rendah dibanding pertumbuhan secara nasional. (VICTORYNEWS SUMBA TIMUR/FRENGKY KEBAN )

 

VICTORYNEWS SUMBA TIMUR - Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati menyebut kalau kinerja perekonomian NTT pada Triwulan ll 2022 tercatat tumbuh meningkat sebesar 3,01 persen year of year.

Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang berada di angka 5,44 persen.

Baca Juga: Puncak Tema Pekerjaan: Puluhan Anak PAUD TI Cerdas Ceria Waingapu 'Seruduk' Polres Sumba Timur

"Bila dibandingkan dengan seluruh provinsi, maka tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT berada pada peringkat ke 33 dari 34 Provinsi," katanya dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Jumat (21/10/2022) siang di Rumah Budaya.

Hadir di kesempatan itu, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Bupati SBD, dr Kornelius Kodi Mete, Perwakilan masing-masing Bupati di Pulau Sumba dan sejumlah besar tamu undangan.

Dirinya menambahkan kondisi itu pun terjadi pada tekanan inflasi di Provinsi NTT dimana pada bulan September 2022, angka inflasi di NTT berada di angka 6,97 persen year of year dan masuk sebagai Provinsi dengan tingkat inflasi tertinggi ke 9 dari 34 provinsi.

Baca Juga: Ekshumasi Korban Tragedi Kanjuruhan Gagal, Begini Penjelasan Polisi

Dikatakannya, sebagai daerah dengan potensi pertanian yang lumayan baik ternyata NTT belum bisa mengoptimalkan potensi pertanian itu dengan baik.

Hal ini ungkapnya tergambar pada
tingkat produktivitas jagung NTT sebesar 2,65 ton per hektare yang masih di bawah produktivitas nasional yaitu sebesar 5,55 ton per hektarenya.

"Tidak hanya itu, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat sebesar 94,71 yang berarti bahwa tingkat penerimaan petani NTT lebih kecil dibandingkan dengan tingkat pengeluaran," tambahnya.

Baca Juga: KPK Dorong Daerah TIngkatkan MCP Sebagai Bagian dari Pemberantasan Korupsi

Kondisi ini ungkapnya dikarenakan oleh berbagai faktor diantaranya tingkat pendidikan masyarakat petani yang masih rendah, menurunkan alokasi pupuk bersubsidi Provinsi NTT di tahun 2002 dan investasi pertanian yang tergolong rendah di angka 13 persen saja ketimbang sektor lain.

Untuk itu, Agus Sistyo Widjajati mendorong perlu adanya penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), hal ini dapat dilakukan dengan cara menyediakan atau memperbanyak penyuluh pertanian untuk memberikan pendampingan kepada kelompok tani selain memberikan pelatihan kepada penyuluh pertanian meningkatkan kemampuan pengolahan pertanian.

Halaman:

Editor: Frengky Keban

Sumber: Victory News Sumba Timur

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X