VICTORYNEWS SUMBA TIMUR - Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani ingin para guru dan peserta didik madrasah mampu beradaptasi dengan zaman melalui komputasional thingking.
Untuk itu, pihaknya akan menyiapkan digital culture.
"Maka kita mempersiapkan digital culture melalui komputasional thingking dan berbagai atributnya agar peserta didik hadir, tidak sekedar menjadi penonton dari sebuah perkembangan kehidupan dan peradaban," ujar Ali Ramdhani.
Baca Juga: Waspada Cacar Monyet, Masyarakat Diminta Terapkan Hidup Sehat
Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Dhani itu saat menjadi narasumber pada talkshow.
Dilansir dari laman Kementrian Agama, talkshow ini bertajuk “Kecakapan Berpikir Komputasional Menyongsong Madrasah Melek Digital”.
Talkshow berlangsung di Panggung Utama Islamic Book Fair 2022, Gedung Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (4/8/2022) malam.
Menurut Dhani, adaptasi adalah kata kunci yang kemudian kami pegang sebagai salah satu proses untuk menciptakan madrasah yang unggul dan kompetitif.
Dalam waktu yang bersamaan pihaknya bekerjasama dengan Penerbit Erlangga meluncurkan buku Panduan Literasi Digital dan Panduan Berpikir Komputasional bagi guru madrasah.
Baca Juga: Terbukti Lakukan Pencurian dengan Pemberatan, Kering Mau Divonis 7 Tahun Penjara
Peluncuran dua buku ini sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mempersiapkan guru dan peserta menghadapi tantangan besar terkait revolusi industri 4.0 ke society 5.0.
"Buku ini hadir melengkapi visi misi kami agar kemudian mereka peserta didik adalah orang-orang yang menguasai zamannya, mereka adalah insan-insan yang beribukan waktu dan berayahkan zaman," sambungnya.
Dhani mengaku, Ditjen Pendis sudah sejak lama mempersiapkan literasi digital, hanya saja baru dilauching dua tahun lalu.
Baca Juga: Terima Komunitas Peduli Pariwisata Flores, Ini Komentar Gubernur NTT
"Tentu saja dipersiapkan sejak lama tetapi launchingnya itu baru sekitar dua tahun yang lalu ketika kita menggalakkan komputasional thingking sebagai salah satu program unggulan di Ditjen Pendis untuk menyertai kompetensi siswa-siswa madrasah kita," jelasnya.
Dhani menyebutkan, aksentuasi madrasah adalah sekolah dengan cirikhas keagamaan untuk melengkapi keagamaan dengan lima pelajaran khususnya.
Sehingga Ditjen Pendis mencoba mengantarkan mereka melalui pemahaman pengetahuan yang memadai dan mumpuni dalam kehidupannya.
Baca Juga: Kesal Neneknya Tidak Dapat BLT, Cucu Adukan Perlakuan Kades di Medsos
"Di satu sisi mereka menguasai teknologi tetapi mereka pun harus dan wajib kokoh di bidang keagamaan," tandasnya.***
Baca Juga: Kedatangan Wijnaldum Begini Formasi AS Roma, Kandidat Juara Serie A
Artikel Terkait
Lapas Waingapu dan Binda NTT Kembali Lakukan Vaksinasi Bagi Warga Binaan dan Masyarakat
Ini Sebabnya Marshanda Harus Dirawat di Rumah Sakit Jiwa saat Dikabarkan Hilang di AS
Listrik Belum Tersedia di Lapak UMKM, Kadis Pariwisata Bilang Begini