VICTORYNEWS SUMBA TIMUR - Kemunculan hacker Bjorka dengan aksinya yang mengklaim telah meretas data 1,3 juta SIM Card beberapa waktu lalu.
Hal ini tentunya membuat masyarakat resah dan kesal karena seolah data-data-pribadi">data pribadi tersebut dianggap remeh oleh pemerintah.
Sementara Menkominfo Jhonny G Plate enggan menjawab bahkan memberikan pernyataan bahwa harusnya yang bertanggungjawab adalah pihak Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Baca Juga: Hasil Pertandingan ETMC: Persami Maumere Bantai Persematim 3-0 dan Jadi Tim Pertama yang Lolos
Dilansir sumbatimur.victorynews.id dari Pikiran-Rakyat.com Senin (12/9/2022) dengan judul "cara lindungi data pribadi agar tidak dibobol hacker".
Para peretas tidak hanya menyebarkan data-pribadi">data pribadi Anda, mereka bisa saja mencuri identitas Anda dengan menghubungi orang lain dan mengaku sebagai Anda sehingga merugikan orang tersebut, atau mengunci akun media sosial Anda, juga bisa menghapus informasi dari akun Anda.
Dalam survey yang telah dilakukan Avast, 97.6 persen orang Indonesia menganggap data-pribadi">data pribadi online mereka berharga, namun kurang bisa dalam menjaganya.
Baca Juga: Polisi Amankan ART yang Mengambil Brankas, Dara Arafah: Jadikan Pembelajaran
Selain itu, email menjadi layanan online yang paling banyak digunakan oleh pengguna Indonesia, yaitu sebanyak 47.1 persen, diikuti oleh Facebook dengan 29.5 persen pengguna.
Ketika sebagian orang menganggap bahwa data-pribadi">data pribadi merupakan hal yang berharga, para peretas menganggap sebaliknya, mereka dengan mudah bisa mencuri data seseorang dan menjualnya.
Kata sandi, merupakan hal yang rentan sebagai titik dari pencurian data. Dan lebih dari 35% orang di Indonesia tidak pernah mengganti kata sandinya, padahal sudah diperingatkan karena adanya pencurian data.
Baca Juga: DPC PDI Perjuangan SBD Gelar Konferensi Pers Dadakan, Ternyata Ini Alasannya
Dan 66.3% orang mengganti kata sandinya jika website sudah diretas, tetapi tidak menggantinya pada akun atau website yang belum diretas.
Para peretas bisa memiliki banyak informasi, karena kebanyakan orang biasa menggunakan kata sandi serupa terhadap aplikasi atau akun lainnya. Hal itu memudahkan peretas mendapatkan informasi lainnya.
Itulah mengapa perlu mengganti kata sandi rutin, dan tidak menyamakan dengan aplikasi atau akun lain. Jika Anda mudah lupa, tulis saja di dalam kertas dan jangan diketik di HP karena akan ditemukan juga oleh peretas.
Baca Juga: Persada Diterpa Isu Tidak Sedap, Askab Pastikan Itu Hanya Isu
Dan jika kata sandi yang digunakan sangat mudah, seperti hanya berisi huruf, beberapa karakter, dan tanpa karakter atau nomor, peretas dapat dengan mudah menebak kata sandi tersebut, maka diharuskan membuat kata sandi yang tidak umum untuk ditebak setiap orang. Pikiran-Rakyat.com/Tim PRMN 12.***
Artikel Terkait
Menag Yaqut & Dubes Bahas Rencana Kunjungan Menteri Saudi dan Kuota Haji
Buntut Tak Hafal Pancasila, Ketua DPRD Lumajang Mengundurkan Diri
Diisukan Terlibat Kasus YL, Oknum Ini Masuk Radar Polres SBD